Apakah Anda suka film komedi yang penuh dengan satire politik dan humor gelap? Jika ya, maka Anda harus nonton film The Dictator, sebuah film yang dibintangi oleh Sacha Baron Cohen sebagai seorang diktator fiktif dari negara Afrika Utara bernama Wadiya. Film ini disutradarai oleh Larry Charles, yang juga menggarap film-film mockumentary Borat dan Brüno. Film ini dianggap sebagai salah satu film komedi terlucu dan terkontroversial yang pernah dibuat oleh Baron Cohen.
Film The Dictator bercerita tentang kisah hidup Admiral General Aladeen, seorang diktator yang berkuasa di Wadiya, sebuah negara kaya minyak yang tidak mau berbagi sumber dayanya dengan dunia luar. Aladeen adalah seorang pria yang kekanak-kanakan, seksis, anti-Barat, dan anti-Semit, yang dikelilingi oleh pengawal wanita, mensponsori terorisme, mengubah banyak kata dalam kamus Wadiya menjadi “Aladeen”, dan sedang mengembangkan senjata nuklir untuk “menghancurkan Israel”. Dia juga menolak untuk menjual ladang minyak Wadiya, sebuah janji yang dia buat kepada ayahnya sebelum kematiannya.
Setelah Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk melakukan intervensi militer, Aladeen pergi ke Markas Besar PBB di New York City untuk menyampaikan pidatonya. Tak lama setelah tiba, Aladeen diculik oleh Clayton, yang seharusnya bertanggung jawab atas persiapan keamanan tetapi sebenarnya adalah seorang pembunuh bayaran yang disewa oleh pamannya yang pengkhianat, Tamir, yang ayah Aladeen lewatkan sebagai penerusnya. Tamir kemudian mengganti Aladeen dengan seorang bodoh yang mirip dengannya, bernama Efawadh, yang dia rencanakan untuk dimanipulasi agar menandatangani sebuah dokumen yang secara nominal mendemokrasikan Wadiya sambil membuka ladang minyak negara itu untuk kepentingan asing. Aladeen berhasil lolos setelah Clayton sengaja membakar dirinya sendiri sampai mati dalam percobaan penyiksaan yang gagal. Ketika mayatnya yang terbakar ditemukan, Tamir mengira Aladeen telah tewas. Namun, Aladeen hampir tidak dikenali karena Clayton mencukur jenggot ikoniknya sebelum kematiannya.
Para Pemain dan Pemeran
Pemain | Peran |
---|---|
Sacha Baron Cohen | Admiral General Aladeen / Efawadh |
Anna Faris | Zoey, seorang manajer kafe feminis vegetarian |
Ben Kingsley | Tamir, paman dan penasihat Aladeen |
Jason Mantzoukas | Nadal, seorang mantan kepala program nuklir Wadiya |
John C. Reilly | Clayton, seorang pembunuh bayaran |
Garry Shandling | Senator Clayton, seorang politisi AS |
Sinopsis
Aladeen berjalan-jalan di jalanan New York tanpa identitas dan uang, dan menjadi bergantung pada kemurahan hati Zoey, seorang manajer kafe feminis vegetarian, yang menolongnya seperti Jamie Lee Curtis dengan Dan Aykroyd di Trading Places. Zoey tidak menyadari siapa Aladeen sebenarnya, dan mengira dia adalah seorang pengungsi politik dari Wadiya. Dia memberinya pekerjaan di kafenya, dan Aladeen mulai jatuh cinta padanya.
Sementara itu, Aladeen bertemu dengan Nadal, seorang mantan kepala program nuklir Wadiya, yang ternyata masih hidup setelah Aladeen mencoba membunuhnya karena tidak bisa membuat rudal yang berbentuk seperti pisang. Nadal membantu Aladeen untuk menyusup ke hotel tempat Efawadh menginap, dan mencoba untuk mengambil kembali jenggotnya yang dicuri oleh Clayton. Namun, mereka gagal dan malah ditangkap oleh FBI, yang menyiksa mereka untuk mendapatkan informasi tentang senjata nuklir Wadiya. Aladeen dan Nadal berhasil lolos dengan bantuan Zoey, yang percaya bahwa mereka adalah aktivis pro-demokrasi.
Aladeen, Nadal, dan Zoey kemudian membuat rencana untuk menggagalkan upaya Tamir untuk menjual Wadiya kepada perusahaan-perusahaan Barat. Mereka membuat kostum dan senjata palsu untuk menyamar sebagai pengawal Aladeen, dan menyelinap ke dalam gedung PBB saat Efawadh akan menandatangani dokumen yang akan mengakhiri rezim Aladeen. Aladeen berhasil menggantikan Efawadh di podium, dan memberikan pidato yang mengejutkan semua orang. Dia mengaku bahwa dia telah berubah menjadi orang yang lebih baik setelah mengalami kehidupan di Amerika, dan memutuskan untuk tidak menjual Wadiya, tetapi malah mengubah negaranya menjadi demokrasi konstitusional. Dia juga mengungkapkan bahwa dia mencintai Zoey, dan memintanya untuk menikah dengannya.
Film ini berakhir dengan adegan di mana Aladeen dan Zoey menikah, dan Aladeen mengumumkan bahwa dia telah mengubah nama Wadiya menjadi Republik Demokratik Rakyat Aladeen. Dia juga mengatakan bahwa dia telah menghapuskan senjata nuklir Wadiya, tetapi masih menyimpan satu untuk dirinya sendiri. Film ini ditutup dengan kredit yang secara sarkastis didedikasikan “dengan penuh cinta” untuk Kim Jong-il.